Tak sangka jua pedang dipandang,
Diangkatnya pedang itu tinggi-tinggi,
Dihunuskannya itu ke itu,
Terlalu bermakna untuk diucap,
Lewatlah, lewatkanlah sudah seribu nyawa itu,
Nyawa yang selalu dianggap dewa,
Dewa Dewi, Dewa Siwa, Dewa kematian,
Dewa Dewa yang tak pernah terpikirkan olehnya,
Pedang itu mengancam semua,
Pedang itu selalu mengancam,
Pedang itu tak pernah henti,
Pedang itu tak pernah tenggelam,
Pedang itu tepat di tangannya
Pedang itu berhenti
Darah itu mengalir,
Darah itu mengalir,
Darah itu mengalir deras,
Darah itu berlari kencang,
Darah itu tak henti bergerak,
Darah itu berhenti
Mata itu terbuka,
Mata itu membelalak,
Mata itu kaku,
Mata itu telah kaku,
Mata itu berhenti
Sang pedang pun terjatuh,
mengambil kembali kehormatannya yang dicuri,
dicuri oleh mata-mata kaku yang terbuka, membelalak, dan telah berhenti itu,
Pedang pun tersenyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar