Followers

Selasa, 13 April 2010

Senandung Tuhan

Lagu itu mengalun merdu
Sayup-sayup mesra
Terdengar ringan tanpa batas
Mengantarkan manusia sejenak pada surga

Lagu itu selalu terngiang
Dalam pekatnya malam tak pernah berhenti
Indahnya yang mampu menusuk hati
Tak ada seorangpun yang sekiranya membantah

Lagu itu senandung pujian
Senandung yang selalu bernyanyi
Senandung yang tanpa aba-aba
Senandung merdu kepada Tuhannya

Kamis, 08 April 2010

Tong Kosong yang Melaju

Jalanan itu sepi tak bersuara
Walaupun bersuara tapi tak beranjak tenang
Tenang-tenang diam itu tetapi mengganggu
Seperti tong kosong yang dilempar

Tong kosong itu lalu menggelinding
Menggelinding tenang dengan suara besar
Suara yang memalingkan muka orang
Muka-muka yang mencibir namun diam

Namun diam itu tak selamanya semu
Diam yang berarti diam benaran
Diam seperti yang diharapkan orang banyak
Namun tong itu tak pernah diam sepanjang jalannya

Tong itu terus melaju entah kemana
Mungkin ke pesisir pantai yang berair
Atau ke tengah hutan yang liat
Bisa jadi ke atas gunung yang mati

Tong kosong itu melaju tanpa curiga
Tanpa perasaan mengerti akan kemana dia
Tong itu hanya mengikuti alur
Alur yang bodoh oleh yang mengaturnya

Sabtu, 03 April 2010

Mengharu, Meragu, Melebur

Ada semua yang mengharukan
Tentang pesona, hiruk pikuk, dan cinta
Ada semua yang meragukan
Tentang angin, alam, dan cinta

Semua berlebur semua
Semua citra yang mempesona
Meleburkan semua cinta
Tentang cinta-cinta yang meragukan dan mengharukan itu

Mengharukan tanpa air mata
Meragukan tanpa kerutan dahi
Melebur tanpa panas
Panas yang tanpa api

Meragukan memang
Semua yang tertulis di sini memang meragukan
Dan mengharukan apa adanya
Hanya satu yang tidak meragukan,
Cinta yang tidak mengharukan

Dua orang tentang hidup

Kehidupan ini menjemukan kata mereka
Hanya berdiam saja dan menunggu
Kehidupan ini menyebalkan kata mereka
Hanya bersenang-senang dan membuat dosa

Di luar sana, seseorang mengatakan tentang hidup
Hidup saya menyenangkan karena tetesan keringat
Hidup saya berbahagia karena suara riang mereka
Hidup saya indah karena itu

Namun, orang pertama datang dengan mengucap
"Kau pendusta. Hidup ini omong kosong!"
"Hidup ini hanya membikin penyakit"
"Saya tidak suka hidup!"

Orang yang senang akan hidupnya hanya berkata,
"Silahkan pergi..."