Followers

Sabtu, 30 Oktober 2010

Hujan dan Awan

Tiba-tiba aku terbayang
Dia yang sebenarnya
yang selalu hadir kapanpun
namun salahkan aku yang tak pernah mengerti

Indahnya dia yang tertutup
Tertutup hembusan angin yang serta merta membawanya pergi
dan saat angin berhembus itulah
Aku sadar aku bodoh

Angin yang selalu membawamu melayang
Melayang tinggi sampai batas awan
Angin yang tak mau mengalah,
Akhirnya menghembuskan awan turun beserta airnya

Air?
Ya, ini air hujan!
Tapi mengapa hujan ini turun tiba-tiba?
Tidak, hujan ini mengingatkanku padamu
Hujan ini hanya mengingatkanku padamu

Apakah kau menangis?
Apakah kau rindukan awan yang cerah?
Cukup, aku mohon jangan menangis lagi
karena hujan ini menghentikan langkahku tiba-tiba

Aku sedang berperang,
berperang jiwa dan logika dengan perasaanku

Tiba-tiba langkah beratku ini berubah arah
Aku berlari mengejarmu
Mendekapmu dalam pelukan
Selamanya

Minggu, 10 Oktober 2010

Kepala Besar

Kata Ibu, jadilah manusia baik
Kata Ayah, jadilah manusia yang berguna
Kata Nenek, jadilah manusia hebat
Kata Kakek, jadilah manusia yang bermanusiawi

Lalu, saat aku beranjak dewasa aku terpaku
Rasa hati ini tak tenang
Risaukan kata-kata dari ibu, ayah, nenek, dan kakek
Sejenak aku lupa, apa kata mereka?

Waktu bergulir dan terus mengalir
Aku masih terdiam, terus terperangah
aaaaaaah, mengapa ini begini?
aku... aku... apa aku ini?

Fase kedewasaan kata mereka
Sibuk mencari jati diri mereka bilang
Jati diri, dewasa
Sekejap pun akan hilang. Betul?


Aku lelah ah
Aku tak ingin dewasa, aku tak mau besar
Aku tak mau badanku besar
Aku tak mau kepalaku besar

Besar kepala!