Followers

Minggu, 25 Juli 2010

Dahlia dan Arjuna (Part 2)

Tak kusangka, mereka menghampiriku. Aku terhenyak, tak mengerti apa yang terjadi. Lalu salah satu dari mereka berkata. “Kau harus mati! Kau adalah aib bagi desa kami, telah bertahun-tahun kami menahan malu dengan adanya dirimu disini”. Aku terdiam tak mampu berkata apa-apa,karena aku sadar betapa hinanya aku. Keberadaanku yang tak pernah bisa membawa kebaikan untuk mereka disekitarku. Aku berpasrah menyerahkan diri pada mereka yang siap membakar habis tubuhku.

“Tunggu! Dahlia tak tahu apa-apa! Dia tak berdosa! Tolong jangan sakiti dia…” Arjunaku datang dan membelaku. Namun keberingasan gerombolan warga tak mampu terbendung oleh kata-kata Arjuna ku. “CUKUP! Jangan diteruskan!” aku berteriak lirih sambil menangis melihat Arjuna bertengkar hebat dengan para gerombolan itu. Dengan sadisnya mereka menghajar Arjuna ku tanpa ampun karena membelaku.

Tak sanggup aku melihatnya, namun tak kuasa diri ini membantu, apalagi melawan. Rasa bersalah dan pasrahku telah memenjarakan tubuh ini dalam penjara penyesalan.
Kini, Arjuna tersungkur bersimbah darah di hadapanku. Kami berdua tak berdaya ketika gerombolan warga dengan membabi buta menghantamkan batu dan kayu ke tubuh kami berdua. Aku merintih, meronta kesakitan. Tapi yang lebih menyiksaku adalah, melihat Arjuna yang sudah di ujung nafasnya. Aku tak sanggup…aku tak sanggup melihatmu begini Arjuna…
Arjuna diikatkan bersamaku. Aku bisa mendengarnya meringis kesakitan meregang nyawa. Betapa suara itu membunuhku perlahan lahan.

“BAKAAAARR!!!!” Suara itu menggetarkan udara malam yang tipis. Dan kulihat mereka melemparkan obor-obor mereka yang menyala kearahku dan Arjuna yang terikat tak berdaya. Perlahan tapi pasti, api membakar tubuh kami berdua, menghangatkan udara malam yang menusuk tulang. Kulihat mereka tertawa senang bahkan ada yang bersujud syukur. Inikah harga yang harus aku bayar karena aku tak berdaya? Inikah tanda terima kasihku kepada Arjuna, Tuhan? Dengan membawanya bersamaku menghadap-Mu dengan cara seperti ini?

Dalam panasnya api yang membakar kami, Arjuna menggenggam tanganku erat. Erat sekali hingga dapat kurasakan sisa-sisa tenaganya yang tersisa lalu ia berkata bahwa ia mencintaiku dengan hidup dan matinya dan ia tersenyum kepadaku. Senyum terindah yang pernah kulihat. Dan kami pun terbakar habis dalam cinta yang mengekalkan kami.

Satu minggu sudah aku dan Arjuna meninggalkan dunia ini, aku bahagia karena bisa bersamanya lagi di hadapan Yang Kuasa. Dan terlebih lagi, kami dimakamkan berdampingan. Tak lama kemudian datang beberapa orang untuk meletakkan nisanku.


Villa Dahlia
DIJUAL
Hubungi
ALEX (08113987209)

Tamat

Tidak ada komentar: