Followers

Minggu, 25 Juli 2010

Dia (Part 2)

Entah suka, sayang, atau cinta, atau hanya kagum perasaan ini. Namun ku rasakan ketenangan ketika berhadapan dengannya meski hanya sesaat. Dan akupun terlelap.

Hari ini, 4 bulan sudah pertemuan singkat nan misterius dengannya di hotel setiap minggunya terjadi. Dan hari ini aku sangat bersemangat, karena hari ini adalah hari minggu jadi bisa dipastikan malam nanti ia akan datang kembali ke hotel. Ternyata benar saja, saat itu aku sedang merokok di luar pantry yg terletak dekat dengan ladies parking. Sengaja memang aku merokok disana, dengan harapan bisa bertemu dia sedikit lebih lama dibandingkan jika hanya bertemu esok pagi ketika membersihkan kamarnya. BMW itu pun terparkir dan ku lihat dia turun dari mobil dengan pakaian sedikit berantakan dan wajah yang lusuh. Tertatih dia berjalan menuju tangga ke lobby hotel, sepertinya dia mabuk.

“Mbak, mau ke lobby? Kok jalannya sempoyongan gitu mbak?” tanyaku khawatir.
“Eh... Hehehe... Si mas, ada apa tanya – tanya?” jawabnya.

BRUKK….

Tiba – tiba dia jatuh menghantam lantai tangga. Aku dengan sigap langsung memapahnya ke lobby. Ia pingsan, mungkin sudah terlalu mabuk.

“Tina! Tolong dong kunci kamar 206. Kosong kan?” tanya ku ke Tina, resepsionis hotel.
“Eh itu orang knapa Dan?? Pingsan???” tanya Tina kaget.
“Iya! Cepet dong… Kasian nih… Dia yang biasanya check in di 206. Tadi waktu naik ke lobby dari parkiran dia pingsan di tangga”

Akupun bergegas ke lift dan membawanya ke kamar 206. Ku baringkan tubuhnya di kasur, ke nyalakan AC dan ku siapkan selimut serta peralatan standard bagi tamu. Lalu ku seduhkan teh hangat untuknya. Dan aku meninggalkan kamar dengan penasaran dan penuh pertanyaan. Apa yg membuat dia seperti itu? Selama ini kulihat dia adalah tipe wanita independen yang tegar. Tapi sudahlah, itu privasi dia. Aku bukan siapa – siapa, meski aku peduli padanya. Selama ini aku hanya bisa membereskan kamarnya yang tidak pernah berantakan ketika dia check out sebagai kewajiban juga satu – satunya hal yang bisa ku laukukan itu wanita pujaanku. Namun, malam ini berbeda. Tuhan menjawab doaku dengan memberikan kesempatan untukku berbuat lebih dari sekedar membereskan kamar dan membawkan tas bawaannya. Meskipun semua ini tidak membuatku merasa lebih baik karena dia harus terbaring di kamar dalam keadaan mabuk.

Tidak ada komentar: